Sitinjausumbarnews.com - Rendahnya minat baca mahasiswa di Pariaman harus menjadi perhatian serius kalangan mahasiswa itu sendiri. Minat baca yang rendah tentu akan melahirkan sarjana yang sempit ilmu pengetahuannya.
Demikian
diungkapkan Sekretaris DPD Perkumpulan Penulis Indonesia (Satupena) Provinsi
Sumatera Barat Armaidi Tanjung, pada pembukaan Rapat Tahunan Komisariat
(Ratakom) ke-X Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK
PMII) Universitas Sumatera Barat, Minggu (9/7/2023) di sekretariat PCNU Kota
Pariaman, kawasan Talao Pauh Kota Pariaman. Menurut Armaidi, rendahnya minat
baca mahasiswa memang memprihatinkan. Karena mahasiswa tersebut adalah calon
pemimpin masa depan bangsa, generasi penerus bangsa ini. Bayangkan, mahasiswa
yang malas membaca akan berpikiran sempit, mau benar sendiri, tentunya juga
malas belajar dari pengalaman masa lalu dan orang lain.
“Padahal
belajar dari sejarah berdirinya bangsa Indonesia ini, para pahlawan yang
mendirikan bangsa ini adalah para mahasiswa terpelajar. Memiliki minat baca
yang tinggi, terutama membaca buku. Sehingga mereka pun mampu melahirkan pikiran
dan idenya melalui buku yang banyak. Hingga
hari ini masih bisa dibaca pikiran para tokoh bangsa tersebut,” tutur Armaidi,
penulis buku Kota Pariaman Dulu, Kini dan
Masa Depan ini.
Ketua
PC PMII Kota Pariaman Afrinaldi dalam sambutannya mengakui rendahnya minat baca
mahasiswa di Pariaman. “Terkadang kita malu dengan kondisi mahasiswa yang malas
membaca buku ini. Perbedaan mahasiswa Pariaman yang rendah minat bacanya ini
amat dirasakan ketika bertemu di forum-forum resmi di luar Sumatera Barat. Kelihatan
saja kemampuan mahasiswa Pariaman yang lebih rendah dibanding mahasiswa dari
provinsi lain,” tutur Afrinaldi.
“Karena
itu, PC PMII Kota Pariaman akan lebih fokus mendorong kadernya untuk
meningkatkan minat baca. Di sekretariat PMII Kota Pariaman diupayakan
perpustakaan mini dengan menyediakan buku-buku bacaan. Terutama terkait dengan
kemahasiswaan, sejarah, teknologi dan sebagainya,” kata Afrinaldi.
Dikatakan
Afrinaldi, PMII Kota Pariaman harus melakukan transformasi gerakan. Harus meningkatkan
kualitas kader, salah satunya dengan
meningkatkan minat baca. Wadah PMII sudah mulai berubah, namun jika
kader tetap tak berubah, bakal ketinggalan. Transformasi kader ini tergantung dari
kader sendiri. Kalau tidak mau juga berubah, ya tidak bisa berubah, tanggung
resiko sendiri.
Sebelumnya
turut melaporkan Ketua Panitia Ratakom Nesa Amelia dan Ketua Komisariat PMII
Unisbar Barlianti Fariesta Afrilied. Ratakom berhasil memilih Ketua PK PMII
Unisbar Ronaldo Jus Saputra mengalahkan calon lain Febbyola Kurnia dan Rahman
Nur Hakim.