Sitinjausumbarnews.com - Menulis buku memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Menulis buku membutuhkan proses waktu, pemikiran, tenaga dan melibatkan banyak pihak. Karena itu, menulis buku perlu ketekunan, kegigihan dan ketabahan.
Demikian
terungkap dalam bedah buku "Katakan dengan Buku, Putri!” yang
diselenggarakan Institut Agama Islam (IAI) Sumatera Barat, Rabu (6/12/2023), di
aula IAI Sumbar Jalan By Pass Pariaman. Tampil sebagai narasumber Wali Kota Pariaman (2008-2018)
Drs. Mukhlis Rahman, MM dan Penasehat PWI Kabupaten Padang Pariaman/ Kota
Pariaman Ahmad Damanhuri SH, Tuanku Mudo dengan moderator Zeki Aliwardana,
S.Pd.I, M.M. Bedah buku karya Armaidi Tanjung ini, diawali laporan Ketua
Panitia Wulandari dan dibuka Rektor IAI Sumbar Dr. Novi Yanti, SE, M.M.
Menurut
Mukhlis Rahman, buku ini lahirnya dipersembahkan si penulisnya kepada sang
Putri (anaknya). Namun batinnya, buku ini juga diperuntukan bagi putri-putri dan pembaca lainnya dalam mendorong minat menulis.
“Secara pribadi saya sudah kenal dengan Armaidi sejak tahun 1988, ketika masih
Kabag Humas di Pemkab Padang Pariaman. Ketika menjabat Sekda Kota Pariaman,
kembali sering bertemu sehingga melahirkan buku Kota Pariaman, Dulu, Kini dan
Masa Depan,” tutur Mukhlis menambahkan.
Buku
ini menyajikan bagaimana Armaidi menulis dan menerbitkan buku sehingga mampu
melahirkan lebih dari 40 buku. Banyak hal yang sudah ditulisnya. Baik buku
sejarah seperti buku Pariaman Dulu, Kini
dan Masa Depan, buku biografi, buku perkembangan dan pertumbuhan kota,
maupun buku popular lainnya.
Menurut
Mukhlis, ada tiga faktor yang menjadikan seseorang sebagai penulis. Yakni faktor
keturunan, lingkungan dan keinginan. Faktor keturunan bisa mempengaruhi
kemampuan menulis anak. Jika orang tuanya
sudah doyan membaca buku dan menulis, maka jika sang anak juga memiliki hal
yang sama, berarti si anak punya kemampuan menulis dari leluhurnya yang
diturunkan dari orang tuanya.
Kedua,
lingkungan. Lingkungan yang menyediakan bahan bacaan atau perpustakaan. Seperti
Armaidi di lingkungan sekolahnya dulu di SMA tersedia Koran Masuk Sekolah (KMS)
suplemen Harian Singgalang. Ketiga,
keinginan. Keinginan yang kuat tentunya memberikan kesempatan untuk berhasil
menjadi penulis yang baik. “Armaidi menulis awalnya karena lingkungan tersedia
bahan bacaan sehingga memiliki kemampuan menulis. disampingi itu, keingginan
yang kuat dalam mewujudkan cita-cita menghasilkan karya buku.
Ahmad
Damanhuri menyebutkan, buku dengan judul "Katakan dengan Buku, Putri!
Adalah buku rancak, mendalam dan luas pengertiannya. Setelah saya baca buku ini,
Armaidi sepertinya hendak menyuruh anaknya untuk membaca dan menulis.
“Kenapa!
Membaca dan menulis adalah perintah Quran ayat pertama turun ke Nabi Muhammad
Saw. Penting dan wajib untuk ditekuni setiap umat Islam. “Katakan Dengan buku,
Putri!”. Sebuah judul yang membuat pembaca bingung. Armaidi sedang memberikan
pelajaran dan intelektualitas pada putri sulungnya, Putri,” tutur Ahmad
Damanhuri.
Di
sini Armaidi mengurai dari A sampai Z, proses sebuah buku. Cerita manis dan
pahit dalam membuat buku, diceritakan secara lugas, agar yang terkhusus sang
putri, tahu dengan kondisi sebenarnya. “Betapa susah dan berliku, berbelok,
mendaki, menuruni tanjakan jalan yang ditempuh untuk proses membuat sebuah
buku. Saya punya pengalaman berhasil dan gagal dalam menulis buku dengan
Armaidi. Yang berhasil, itu sudah ada dalam buku ini. Lihat hal 63. Ini buku
yang sukses kami tulis, di tengah proses yang berliku. ,” kata Damanhuri.
Rektor
IAI Sumbar Novi Yanti dalam sambutannya menyambut baik adanya bedah buku ini. Apalagi
penulisnya salah seorang dosen di IAI Sumbar. Tentu saja bedah buku ini
diharapkan mampu mendorong mahasiswa agar lebih banyak berbuat, banyak membaca,
tumbuhberkembangnya minat menulis,” kata Novi Yanti.
Penulis
buku, Armaidi menyebutkan, buku ini sudah dilaunching pada Wara Wiri Budaya
yang diselenggarakan di TMII Jakarta, Sabtu
(25/11) lalu. “Dengan bedah buku ini, diharapkan dapat memberikan motivasi
kepada mahasiswa IAI Sumbar betapa pentingnya menulis,” kata Armaidi yang juga
Sekretaris DPD SatuPena Sumatera Barat. (R/*)